Sunday, July 27, 2008

Jumenengan Hangabehi, Kereta PB XI Ikut Kirab

[ Sabtu, 26 Juli 2008 ]

SOLO - Kirab Tingalan Jumenengan (peringatan kenaikan tahta) Raja Keraton Kasunanan Pakoeboewono (PB) XIII Hangabehi, 29 Juli mendatang akan berlangsung istimewa. Dalam kirab memperingati tahun keempat dinobatkan jadi raja, sebuah kereta pusaka berusia lebih setengah abad dimuseumkan akan ikut dikirab.

Kereta kuda dengan gelar Kiai Garuda Putra itu terakhir kali digunakan pada masa PB XI bertahta, antara 1939-1945. Sejak saat itu, kereta serupa dengan kendaraan resmi ratu Elizabeth dari Kerajaan Inggris itu pun dimuseumkan.

KRMH Satryo Hadinagoro, kerabat PB XIII yang juga ketua seksi kirab mengatakan saat ini kereta tersebut dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan. Dikeluarkannya kereta tersebut dari museum dilakukan untuk ikut mendukung gawe besar Pemkot Solo, yaitu konferensi heritage internasional, September mendatang.

Dikirabnya Garuda Putra juga dimaksudkan supaya warga bisa melihat salah satu kereta pusaka milik keraton. "Selama ini yang dikirab selalu Garuda Kencana dan sembilan kereta lainnya. Nah , tahun ini kami ikutkan lagi satu kereta lainnya, kiai Garuda Putra. Kereta ini buatan Belanda, sama seperti yang dikendarai Ratu Elizabeth di Inggris, ketika menghadiri acara resmi," katanya.

Di masa lalu, kata Satryo, Kiai Garuda Putra itu digunakan sebagai kendaraan penjemput tamu penting keraton. Namun, kadang PB XI dan raja-raja sebelumnya juga menggunakan kereta itu untuk mengunjungi undangan para residen Belanda. "Tapi, sejak PB XI, kereta itu dimuseumkan. Kondisinya masih bagus, siap untuk ditumpangi peserta kirab nanti. Posisinya tepat di belakang Garuda Kencana titihan sinuwun," lanjut Satryo.

Berbeda dengan kirab sebelumnya yang mengambil rute memutar benteng luar keraton, kirab 29 Juli nanti mengambil jalur lebih pendek. Yakni, mulai dari Alun-Alun Utara langsung ke arah Barat melewati Pasar Klewer, hingga Bundaran Baron. Dari bundaran itu belok utara hingga Jl Slamet Riyadi. "Lantas lurus ke timur hingga Bundaran Gladak dan kembali ke Alun-Alun Utara. Sengaja dipendekkan, karena kondisi kereta yang semakin tua serta lalu lintas yang semakin padat," katanya.

Tinggalan jumenengan juga akan diisi beberapa acara lain, seperti dipentaskannya tari sakral Bedhaya Ketawang . Acara juga akan diikuti penobatan atau pemberian gelar terhadap abdi dalem dan kerabat keraton. "Juga akan ada wayang orang dan bakti sosial," lanjut Satryo.

Wayang orang itu akan dimainkan oleh keluarga besar keraton dan dipertontonkan sebanyak dua kali. Pertama akan dimainkan di gedung Wayang Orang Sriwedari 27 Juli, dan dimainkan di Pagelaran Keraton sehari sesudahnya, 28 Juli. "Di hari yang sama juga akan dilakukan bakti sosial, berupa pengobatan gratis bagi warga di sekitar keraton. Dokternya dari kerabat keraton semua," imbuhnya.

Satryo belum mendapat konfirmasi siapa saja tamu penting yang akan datang. Namun, Karina Soekarnoputri, putri Bung Karno dengan Ratna Sari Dewi, dipastikan hadir. "Kalau tokoh nasional yang lain belum dapat konfirmasi. Yang pasti, untuk kerabat di sekitar sini kami nggak ngundang. Hadir di tingalan jumenengan adalah kewajiban bagi abdi dalem dan sentana dalem," tandasnya. (aw/tej)

No comments: